Selasa, 01 Desember 2015

Bagusan mana: over promise under deliver VS Under promise over deliver ?

OVER PROMISE UNDER DELIVER!

“Bagusan mana: over promise under deliver dibandingkan dengan under promise over deliver?”. Tanya rekan saya saat kami meeting  di kantor yang sama di industri oil&gas lalu. “Ya, tentunya bagusan under promise over deliver lah“, jawab saya.  Quote ini umum dan biasa di pakai dalam dunia marketing atau dunia sales. Over promise (janji manis) tetapi hasil nyata yang dikirimkan sedikit (under deliver) adalah tidak disukai oleh pimpinan atau atasan, tidak sesuai ekspektasi dengan janji yang diucapkan. Yaa, beda tipislah sama NATO (No action talk only) walaupun agak mendingan, karena ada hasilnya sedikit.  Sedangkan under promise (tidak muluk janji) tetapi hasil yang diproduksi berlebih (over deliver) pasti adalah  ‘tidak yang terlalu’ disukai atasan. Lho, kenapa? Seharusnya disukai dong?. Alasannya karena awalnya terlihat seolah tidak percaya diri dari seorang marketing tentang pipeline yang dimilikinya dan pada saat terjadi dimana  pipelinenya benar-benar menjadi  closing membikin atasan terkejut dan timbul pertanyaan “Kok bisa? Pakai cara apa kamu? Ilmunya apa? Belajar sama siapa?”.  Wah, kalau punya atasan seperti ini sih membuat jadi dongkol yah, under deliver salah over deliver juga salah! He-he, ngak lah saya bercanda, pasti atasan senang kok sama yang ‘OVER DELIVER’.

Dalam berjualan, pipeline atau list prospek nasabah bagaikan darah yang mengalir dalam tubuh yang menghidupi sel-sel tubuh kita. Seorang sales atau marketing yang ‘jago’ pun tahu akan hal ini, jika pipeline sedikit maka jumlah bookingan akan sedikit, apalagi pipeline nominalnya juga kecil semakin kecil pula insentif yang ia dapat. Tidak ada pipeline adalah yang paling ditakuti seorang RM/RO. Ia akan loyo bagaikan tubuh kurang darah, lemah, letih, lesu. Hal ini hampir dialami oleh semua marketing. Hidup naik  turun adalah hal biasa. Kadang diatas kadang dibawah seperti roda pedati yang berputar.

Disisi lain banyak pipeline tentu membuat hidup bergairah, badan segar, langkah cepat dan percaya diri lagi tinggi-tingginya. Siapapun marketing pada situasi ini akan berseri-seri dan senyum lebar selalu tersungging dibibirnya. Melihat langit birunya indah, melihat rumput begitu hijaunya, disekelilingnya serasa penuh warna bunga-bunga merah, kuning, hijau dan putih. Apalagi sudah pipelinenya banyak, besar pula nominalnya, beuuh terbayang insentif dan reward yang  didapat.

Eiit, tunggu dulu! Jangan slip, “kawal ketat” pipeline anda, karena pipeline adalah hanya pipeline, ia belum berarti apa-apa jika tidak terjadi closing atau menjadi booking.

Di tempat kerja saya dahulu, marketing yang banyak pipelinenya biasanya sesumbar kepada pimpinannya bahwa pipeline yang ada akan segera menjadi booking/closing oleh karena itu jangan takut dan gundah karena bisnis akan jalan lancar (kata marketing kepada atasannya).  Dia menjanjikan Pipeline yang besar itu pasti cair, pasti closing dan tidak ada masalah yang menghambatnya. Dan, pada saatnya tiba, betul saja pipeline yang besar menjadi closing! Nah, ini yang dinamakan “Over promise Over Deliver” (obral janji dan memang lebih hasilnya) karena nyatanya closing-an nya lebih besar daripada nominal dalam pipelinenya! Hihi..kalau kejadian seperti ini yaa tentu saja pimpinan senang dan kamu sebagai marketingnya juga senang. Namun sayang hal seperti ini jarang terjadi.

Kejadian sebaliknya adalah banyak pipeline (katanya), namun jika dilihat pipeline yang hot ( yaitu akan closing segera) dan berkualitas ternyata sedikit saja, tetapi janji sama atasan akan ada pipeline yang banyak dan besar yang akan closing dan cair, dan pada saat akhir bulan saatnya closing nyatanya tidak ada cair. Ini lah yang dinamakan “Over promise and  under deliver”.  Tentu sikap seperti ini tidak baik dan jangan dilakukan. Atasan pun akan marah.

Namun diatas itu semua sikap yang paling baik menurut hemat saya adalah seperti ilmu padi yaitu semakin berilmu semakin menunduk sama seperti pernyataan diatas “under promise and over deliver” (sedikit janji tetapi hasil nyata berlebih) karena ini adalah sikap rendah hati dari seorang marketing.  Setuju kan?


Happy Selling !