Minggu, 22 November 2015

BUKALAH PIKIRANMU - Minds are like a parachutes they work best when open

MINDS ARE LIKE A PARACHUTES; THEY WORKS BEST WHEN OPEN!

Diterjemahkan ke dalam bahasa : Pikiran adalah seperti parasut dia akan bekerja dengan baik ketika pikiran itu membuka dirinya. Apakah anda setuju dengan quote diatas? Apakah anda seorang yang perfeksionis?. Eh, tunggu dulu jangan cepat-cepat jawabnya. Apa hubungannya pikiran yang terbuka (open mind) dengan perfeksionis? Nanti saya ceritakan  hubungannya dibawah dalam tulisan ini. Sebelumnya sebagai pengetahuan bersama bahwa manusia terdiri dari jasad dan roh. Jasad adalah tubuh yang bisa kita pegang kita rasakan dan kita cium. Sedangkan roh adalah sesuatu yang tidak bisa kita pegang (intangible) tapi bisa kita rasakan dengan hati kita. Oke sampai disini saja ngomong jasad dan rohnya karena saya tidak mau bahas lebih mendalam dan bukan bidang saya juga.

Yang mau saya bahas adalah pikiran. Pikiran adalah hasil kerja dari otak. Pikiran adalah apa yang kita pikir atau apa yang sedang kita rencanakan dalam otak kita untuk melakukan atau berbuat sesuatu. Biasanya pikiran dipengaruhi oleh pengalaman, pengetahuan, pendidikan, budaya dan nilai-nilai yang kita peroleh sejak dari kecil hingga dewasa seperti sekarang ini.  Pikiran yang menggerakkan anggota tubuh kita dan pikiran yang mendorong kita untuk bicara dan bertindak. Kita akan leluasa berpikir dan berbicara sesuatu hal kalau kita pernah mengalami kejadiannya atau kita sudah pernah berbuat. Apalagi pengetahuan tentang informasi yang didapat mendukung. Karena bertambahnya usia dan pengalaman hidup seharusnya kita tidak takut menghadapi masalah kehidupan yang ada. Manusia selalu mempunyai masalah (problem) dan masalah akan diselesaikan hanya dengan cara kita berpikir yang jernih. Nah, pikiran yang jernih hanya didapat jika kita bersikap tenang, tidak emosi dan open mind. Teorinya sih gampang begitu tapi sering kali pikiran kita tercampur aduk dengan emosi, ego mau menang sendiri dan tidak mau mendengar. Sehingga dalam berpikir memecahkan sesuatu pengennya cepat selesai eh malah menjadi tambah kacau. Tidak terjadi win-win solution. Perlu diingat cara berpikir dan memecahkan masalah pribadi dengan masalah kerjaan adalah tidak sama (atau sama ya? He-he). Kalau masalah pribadi apakah masalah dengan pasangan, orang tua, anak, teman main dan saudara kita umumnya bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Kalau masalah kerjaan berbeda, bedanya di tempat kerja apa yang kita mau belum tentu sama dengan apa yang perusahaan mau. Karena perusahaan tentunya mempunyai aturan-aturan baik tertulis berupa  S.O.P, KDPO, S.E dan aturan tidak tertulis yaitu berupa etika dan moral. Apakah jika terjadi masalah di perusahaan bisa diselesaikan secara kekeluargaan? Bisa ya bisa tidak tetapi harus dipenuhi dahulu aturan yang ada diperusahaan tersebut, bukan!.

Ups..sorry agak ngelantur tentang masalah demi masalah. Yang saya mau jelaskan dalam paragraf pertama diatas, hubungan antara open mind dengan perfeksionis adalah sebagai berikut: Dalam cara berpikir seorang yang perpeksionis (merasa sempurna dalam segala hal) karena pengetahuan, pengalaman dan pendidikan yang tinggi orang perfeksionis ini umumnya tidak mau mendengar saran dan kritik orang lain sehingga menutup setiap informasi yang tidak diperoleh dari luar pengetahuannya. Ia menjadi kaku, keras atau keukeuh dalam berpendirian. Sikap seperti ini umumnya ada dalam diri perfeksionis. Karena orang perfeksionis merasa dirinya benar. Pikirannya menutup atas informasi dari luar. Disinilah saya merasa sedih, karena saya dahulu menjadi seorang perfeksionis seperti ini. Dan pada titik itulah saya jatuh. Saya tidak mau mendengar kritikan dan inputan karena merasa sayalah yang paling benar. Dan saya membahayakan diri saya sendiri.  Saya tidak “open mind” sehingga pikiran tidak berjalan dengan baik. Betul kata teman saya yang memberi  quote diatas “pikiran hanya bekerja saat dibuka”. Untungnya saya cepat sadar. Maka jadilah Perfeksionis yang open mind.

Coba bayangkan anda mengikuti suatu training tetapi omongan dan ilmu yang diajarkan oleh guru anda tidak didengarkan. Otak anda yang membuat pikiran tidak dibuka. Tentu pastinya berapapun training yang anda ikuti, siapapun guru yang mengajar dan berapapun ilmu yang diberikan niscaya tidak akan kita peroleh. Sayang sekali bukan!

Anyhow, parasut kalau tidak dibuka tidak ada gunanya so bukalah pikiran kita untuk menerima informasi apapun yang bermanfaat bagi karir kita.


Happy Selling!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar