Begitu kejamnya kah kau? Wahai Kapitalisme..
Ada tulisan yang menarik dari mantan
gubernur BI yang sekarang tinggal di Singapore yang tulisannya saya baca beberapa waktu lalu. Dia menulis
begini, “Industri keuangan dunia adalah industri yang jahat, contohnya Wall
Street, bagaimana tidak? industri
finansial ini menyumbangkan pertumbuhan 7%, hanya menyerap tenaga 4% tetapi
menikmati keuntungan dari kontribusi perusahaan 25%”.
Maka tidak heran kandidat
presiden Amerika Serikat siapapun yang terpilih (Hillary atau Trump) katanya akan
menghancurkan Wall Street, Utamanya Donald Trump, Apa iya??
Tapi, apakah sejahat itu Wall
Street? Seperti diketahui di Wall Street adalah tempatnya para investor dan para pemilik modal melakukan
aktivitas bisnisnya. Para pemilik modal ini memperkaya dirinya menjadi super
kaya dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikir oleh anda. Saham-saham di
goreng ( maksudnya dirajik, diramu walaupun sebetulnya jelek tetapi setelah di
goreng menjadi gurih dan disukai sehingga banyak orang yang kecele membelinya
karena ternyata beberapa saat kemudian saham tersebut anjlok). Rugi besar bagi
pemain baru atau pemain yang tidak piawai.
Celakanya lagi ada saja selalu pemain baru yang tergiur atau tertipu yang
menempatkan semua tabungannya untuk di mainkan di bursa saham Wall Street. Disisi
yang lain investor dan broker yang bermain telah menikmati keuntungannya.
Ringkasnya industri wall street seperti meja judi.
Saya jadi teringat film “Assault
On Wall Street (2013)” dimana seorang
Karyawan yang bernama Jim Baxford (diperankan oleh Dominic Purcell) yang hidup
bersama istrinya dengan penuh cinta. Tetapi tiba-tiba segala sesuatu berubah
karena kondisi ekonomi yang hancur (krisis ekonomi 2007/2008) dan menyebabkan
dirinya kehilangan segalanya. Padahal Jim menaruh investasi yang besar di Wall
Street karena bujukan broker Wall Street. Dengan rasa kemarahan dan bagaimana
dirinya merasa ditipu oleh sebuah perusahaan pialang yang menyebabkan istrinya
bunuh diri (karena takut membebani Jim, istri Jim sakit keras dan memerlukan biaya
yang sangat besar), membuat Jim perlu mengambil sebuah keputusan untuk balas
dendam menyerang Wall Street.
Satu persatu orang yang
bertanggungjawab dibunuh, pengacara sampai puncaknya Jim membantai orang-orang
di kantor broker. Terakhir pemimpin di perusahaan Broker.
“Mengapa aku membiarkanmu hidup?
Engkau seorang salesman, jual dirimu,” Jim bertanya sambil menodongkan pistol.
“Ada orang-orang yang berharga
ratusan juta dollar. Mereka mendapatkan uang secara ‘seharusnya’. Keluarga
Vanderbilts, Carnegies, Gettys, Morgans. Mereka tidak hanya mencaplok wilayah,
lisensi dan bisnis. Tapi mereka juga membunuh sejumlah penduduk, budak impor,
menjual senjata untuk perang utara dan selatan dan mereka pahlawan Amerika!”
pemimpin perusahaan Broker membela diri.
Pemimpin perusahaan kembali bicara “Kami mengajarkan anak –anak kami
kerja keras adalah kunci sukses. Anak-anakku akan pergi ke Yale dan Harvard.
Mereka tidak akan pergi ke peperangan manapun. Perang Amerika yang tidak masuk
akal. Anak-anakku akan tetap di Amerika dan tetap mengamankan bisnis kami.
Bisnis yang semakin membawa kekayaan. Dan itulah cerita yang sama dari dulu.
Para bankir yang kaya, para penasehat keuangan yang kaya! Dan orang-orang kecil
yang membeli saham kami dan selalu kalah pada akhirnya! Orang-orang sepertimu!”.
salam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar